Jumat, 02 November 2012

50 Musisi Rock ’n roll abadi

Proses pemilihan dimulai tahun yang lalu dengan pembentukan sebuah panel yang terdiri atas 55 musisi, sejarawan, eksekutif rekaman, dan wartawan yang sangat terpilih. Mereka dipilih oleh tim editor Rolling Stone yang mengadakan seleksi secara hati-hati.

Ke-55 orang terkenal itu mula-mula diminta memilih 20 artis terbaik menurut preferensi masing-masing. Kriteria tunggal yang dipilih adalah mereka yang sangat berpengaruh dalam sejarah 50 tahun musik rock dan yang sampai sekarang masih sangat berpengaruh karyanya.

Di antara nama-nama ternama terdapat dua gitaris ternama, Keith Richards dari Rolling Stones dan Joe Perry dari Aerosmith. Kemudian ada pula gitaris kondang lainnya, Slash-yang dulu bermain untuk Guns n'Roses dan kini memperkuat Velvet Revolver-serta The Edge dari U2 dan Pete Townshend dari The Who.

Dari kalangan vokalis ada Neil Diamond, Art Garfunkel, dan Lucinda Williams. Dari kalangan industrialis musik ada David Geffen yang mendirikan Asylum Records dan Geffen Records atau Jerry Wexler yang pernah menjadi Wakil Presiden Atlantic Records dan kini menjadi produser andal.

Dari kalangan pers tentu saja ada Wenner. Selain itu, ada wartawan musik Robert Hibburn dari Los Angeles Times, Chrissie Hynde dari New Musical Express, serta Lenny Kaye dari Nuggets. Sutradara terkenal Quentin Tarantino juga ikut berpartisipasi.

Ternyata, lebih dari 125 musisi atau band yang dipilih dan masuk ke daftar awal. Seluruh suara atau preferensi yang masuk kemudian ditabulasi menurut sistem poin yang diterapkan oleh perusahaan akuntansi terkenal, Ernst & Young.

Setelah itu, barulah Rolling Stone menunjuk 50 musisi dan produser musik terkemuka lainnya. Tugas mereka adalah menulis tentang bagaimana pentingnya karya 50 artis terbaik itu, yang terdiri atas musisi tunggal maupun grup atau kelompok.

Seluruh 50 penulis menggali secara mendalam karya pilihan mereka dan juga memberikan sentuhan lain berupa kehidupan pribadi masing-masing artis. Selain itu juga apa gerangan sumbangan mereka kepada masyarakat maupun sejarah musik pada umumnya.

Van Morrison, misalnya, menulis mengenai sumbangsih Ray Charles kepada perkembangan musik soul. Robbie Robertson menulis dengan penekanan khusus pada proses penulisan lirik mahakarya Bob Dylan, Blonde On Blonde.

Kemudian, Steven van Zandt mengulas tentang musik R&B yang diolah secara genius oleh Jagger dan Richards dari Rolling Stones. Patut dicatat, selama 40 tahun berkiprah, sampai saat ini belum ada kelompok yang mampu menyaingi kehebatan petualangan musik dan panggung Rolling Stones.

Salah satu personel Red Hot Chili Peppers, Flea, menulis tentang jasa Neil Young kepada musik rakyat. Uniknya, si raja rock'n'roll Little Richard menggoreskan penanya mengenai sepak terjangnya sendiri!

Hebatnya, Richard mengungkapkan mengenai perbedaan antara sukses dan keabadian. "Saya berharap banyak kejadian yang semestinya berbeda," tulis Richard. "Oleh sebab itu, saya sebenarnya tidak layak menerima penghargaan yang berlebihan seperti ini," lanjutnya dengan nada rendah hati.

DAN, seperti sudah diduga dengan mudah oleh siapa pun, peringkat teratas ditempati oleh The Beatles. Adalah vokalis bersuara unik, Elvis Costello, yang mengkaji kembali mengenai grup asal Liverpool (Inggris) ini.

"Semua lagu mereka pasti mengejutkan setelah dirilis. Dibandingkan dengan Rolling Stones yang mengusung musik R&B, The Beatles justru tidak mewakili aliran apa pun. Mereka mencampurkan musik Buddy Holly, Everly Brothers, dan Chuck Berry. Namun, mereka pun menulis lagu sendiri. Oleh sebab itulah, musik hasil gubahan mereka sendiri menjadi lebih dari yang diharapkan orang, yang masuk dalam kategori kekecualian jika dibandingkan dengan karya lain," tulis Costello.

Menurut Costello, John Lennon dan Paul McCartney merupakan penulis lirik yang tidak akan pernah tertandingi oleh siapa pun. "Album favorit saya adalah Rubber Soul dan Revolver. Pada dua album ini Anda lagi-lagi mendengarkan jenis musik lainnya yang merupakan campuran antara R&B, musik Dylan, dan psikedelia. Anda akan selalu tahu mereka setiap kali pasti menulis musik yang berbeda lagi," tulis Costello.

Sama dengan The Beatles, Dylan pun sukses mencampur- campur berbagai jenis musik sehingga menjadi lebih enak didengar. "Ia merupakan vokalis yang sangat berpengaruh sekaligus musisi yang yang memiliki begitu banyak karakter melalui suaranya. Namun, yang paling membuat saya terkesan adalah bagaimana dia dipengaruhi oleh kehidupan yang penuh perubahan," tulis Robertson.

"Ia datang dari Minnesota, lalu ke New York. Ada rasa keras, rasa sulit, yang menjadi salah satu pendekatan dalam menulis lirik yang penuh karakter. Inilah sebuah pemberontakan, yang jika dilihat melalui sebuah sudut pandang, terhadap kemurnian musik rakyat. Dalam lagu Like A Rolling Stone atau Ballad Of A Thin Man, Dylan si pemberontak melakukan pemberontakan terhadap pemberontakan," tulisnya.

Bono, vokalis U2, kebagian tugas menulis tentang Elvis Presley. Menurut Bono, Elvis bukan cuma mengubah musik, tetapi juga seks dan politik. "Pada Elvis, Anda melihat semua hal melalui suara dan tubuh dia. Begitu dia mengubah bentuk, dunia pun berubah," tulis Bono.

Menurut Bono, Elvis merupakan ikon tahun 1950-an yang pada dekade selanjutnya melahirkan begitu banyak turunan. "Pada tahun 1970-an, ia mengubah kesohoran menjadi olahraga yang berdarah. Namun, yang menarik, semakin sering ia menginjak Bumi, maka semakin jelas pula bahwa ia dianggap seperti Tuhan oleh para penggemarnya," tulis Bono.

Bono menilai Elvis keburu mati sebelum matang karena semangat yang tiba-tiba patah. Dunia rock'n'roll menyesali situasi yang dihadapi Elvis ketika itu, yang terjadi karena begitu banyak masalah pribadi yang tidak kuat dihadapinya.

"Menurut saya, periode pertunjukan Elvis di Las Vegas merupakan yang paling emosional. Ketika itu Elvis jelas tidak mampu lagi mengontrol hidupnya. Mengapa idola kita mati, atau mengapa kita tidak puas ketika sang idola masih hidup? Namun, seperti Anda tahu, Elvis-lah yang melumat Amerika sebelum Amerika menelan Elvis," tulis Bono lagi.

Sementara Van Zandt mengenang Rolling Stones ketika Jagger dan kawan-kawannya tampil di sebuah acara televisi tahun 1964. Ketika itu Stones mirip dengan The Beatles dengan seragam yang nyaris serupa dan musik yang juga mirip.

Lalu, apa bedanya? Tiba-tiba Mick Jagger bilang mereka bukan musik pop. Dan seks yang lekat pada diri Jagger membuat Stones menjadi lebih dewasa daripada The Beatles.

"Ini bukan seks untuk musik pop. Ini dunia yang riil. Jagger mempunyai kemampuan berbicara yang datang dari musik R&B dan musik blues tanpa perlu bernyanyi utuh. Ketika suara Jagger diterima pendengar radio, itulah sebuah titik balik yang penting," tulis Van Zandt.

Menurut Van Zandt, Jagger membuka pintu untuk semua orang. Tiba-tiba, Eric Burdon, Van Morrison, bahkan Dylan, tidak seaneh Stones.

"Memang unik seorang bocah kulit putih bernyanyi seperti orang berkulit hitam. Elvis Presley sebenarnya yang memulai, Jagger merupakan orang kedua yang melakukannya. Tak ada bocah putih yang begitu," tulis Van Zandt.

Menurut Van Zandt, "Penyanyi-penyanyi kulit putih berdiri tegak dan bernyanyi bersama- sama, seperti apa yang dilakukan The Beatles."

Kata Van Zandt, waktu itu musik kulit hitam diasosiasikan dengan ibadah di gereja, pada saat orang-orang berpasrah kepada Tuhan.

Lain dengan Jagger yang justru tidak mau memasrahkan dirinya kepada sebuah kekuatan. Ia malahan mendominasi panggung, berbuat sesuka dia, tanpa pernah ada restriksi apa pun.

"Itulah yang dilakukan Jagger. Ada sedikit gerak ala James Brown atau Tina Turner pada Jagger. Namun, James Brown atau Tina Turner berdansa dengan sangat rapi. Lain dengan Jagger yang berantakan namun menawan. Gaya panggung dia diikuti dan diperbaiki oleh Iggy Pop atau Jim Morrison, namun Jagger-lah sang penemunya," tulis Van Zandt.

Dan semua gitaris pasti menyebut Chuck Berry sebagai salah satu sumber inspirasi penting. "Seperti semua gitaris segenerasi, saya pertama kali mendengarkan permainan gitar Chuck Berry setelah mengetahui The Beatles dan Rolling Stones. Saya sangat terkesan dengan lagu-lagu The Beatles seperti Roll Over Beethoven atau lagu Stones yang tenar, Around And Around," tulis Joe Perry, gitaris Aerosmith.

Ternyata kedua lagu itu merupakan karya Chuck Berry. Setelah mengetahui betapa besarnya pengaruh Chuck Berry, sampai sekarang Joe Perry masih rutin mendengarkan musik pujaannya tersebut.

"Dia memang agak terlupakan belakangan ini. Musiknya jarang didengar lagi di radio, namun dia merupakan sebuah artefak terpenting dalam sejarah gitar rock'n'roll," tulis Joe Perry. "Jika Anda mau belajar rock'n'roll, mau bernyanyi rock'n'roll, Anda mesti mendengarkan Chuck Berry dulu," lanjutnya.

"Saya merasa beruntung pernah bersalaman dengan dia. Namun, saya belum pernah mengatakan tentang pembelajaran rock'n'roll yang semestinya dimulai dari musik Chuck Berry. Kami hanya sempat bertemu sebentar saja di bandara, tetapi itu pun di tahun 1970-an. Ada yang bilang dia berada di bandara dan saya mendatangi dia. Sayang, dia cuma mau bersalaman, tak mau berbicara apa pun," tulis Joe Perry lagi.

ARTIS kulit hitam lain yang masuk ke dalam daftar 50 terbaik adalah Aretha Franklin dan Ray Charles. Sebagai vokalis, Franklin menulis karya sendiri hanya untuk dirinya sendiri yang didasarkan pada pengalamannya mendalami musik gospel alias musik gereja.

Menurut Jerry Wexler, Franklin menjadi besar karena latihan keras di koor gereja yang membuat dia akhirnya dipandang sebagai artis genius dan dihargai di seluruh dunia. "Ia tidak memiliki latar belakang sebagai pemain piano musik klasik, namun menjadi pianis brilian yang mampu menggabungkan karya-karya besar sebagai acuan untuk musiknya sendiri," tulis Wexler.

Sedangkan Charles menjadi bukti bahwa musik bisa melewati semua batas denominasi. Ia pandai memainkan semua jenis dengan sikap yang jujur pada dirinya sendiri. Ia pun mampu bekerja sama dengan pemusik-pemusik jazz dari mana pun meskipun panggilan jiwanya jelas musik R&B.

"Musik karya Charles tak perlu dijual dengan teori pemasaran apa pun. Musik dia mengglobal dan daya tariknya universal. Ia mengubah musik dengan menjadi dirinya sendiri dan menerjemahkannya kepada jutaan penggemar dari berbagai macam kalangan. Inilah warisan terbesar Charles. Menurut saya, musik Ray Charles akan lebih abadi daripada karya- karya pemusik yang kelasnya cuma seperti saya," tulis Van Morrison.

Namun, jika berbicara mengenai jasa pemusik hitam, Jimi Hendrix merupakan ikon untuk jenis rock. Menurut vokalis/gitaris John Mayer yang populer belakangan ini, yang membuat Hendrix hebat adalah peranannya yang menjadi semacam basis atau markas besar yang disebut sebagai "Hendrix International Airport" bagi hampir semua penggemar rock di dunia.

"Apakah Anda seorang penggemar Black Sabbath atau Elmore James, apakah Anda penggemar Hanson atau Grateful Dead, Hendrix menjadi pemicu yang meledakkan musik kontemporer. Sangat banyak aspek musiknya, bahkan terlalu banyak," tulis Mayer.

"Apakah ia seorang pemusik blues? Dengarkanlah Voodoo Chile dan Anda mendapatkan musik blues terbaik yang pernah ada. Apakah dia pemusik rock? Ia menyukai volume yang tinggi sebagai senjatanya. Itulah rock. Apakah ia penulis lirik yang sensitif? Dalam lagu Bold As Love ia menulis, My yellow in this case is not so mellow/In fact I'm trying to say it's frightened like me. Itu lirik seorang lelaki yang tahu bentuk hatinya," tulis Mayer.

Hendrix sering dianggap sebagai sosok gitaris rock yang serbakeras dan sekaligus psikedelik. Padahal, dalam lagu One Rainy Wish atau Little Wing, ia memetik gitar dengan halus, penuh rasa, dan mengerikan. "Rasanya sama seperti kakek Anda bangun dari kubur, lalu Anda menghabiskan waktu selama satu menitan. Lalu dia pergi. Begitu sempurna," tulis Mayer lagi.

Dari daftar 50 pemusik terbaik, ada beberapa nama yang sudah lama dikenal di AS, seperti Bob Marley, The Beach Boys, Buddy Holly, atau Stevie Wonder. Salah satu grup besar Inggris lain yang masuk ke dalam daftar ini adalah Led Zeppelin.

Semua orang tahu, musik jenis heavy metal tidak akan pernah ada tanpa Led Zeppelin. Kalaupun ada, mana mungkin mereka melebihi grup yang diperkuat Jimmy Page, Robert Plant, John Paul Jones, dan John Bonham ini?

Menurut pengakuan Dave Grohl, Zeppelin mengubah hidupnya secara drastis. "Saya orang yang pernah religius. Namun, ternyata Zeppelin yang menjadi entitas spiritual saya," tulis Grohl.

Dia mendengar Zeppelin pertama kali lewat Stairway To Heaven ketika berusia tujuh tahun. Sejak itu Grohl tidak pernah berpisah dengan musik sehingga tidak aneh jika Grohl kemudian memborong semua album Zeppelin ketika ia masih remaja.

Sejak itu pula, sejak awal sampai sekitar pertengahan tahun 1970, Zeppelin mengubah musik rock menjadi sebuah institusi yang kokoh, penuh gairah serta kekerasan, dan menjadi tempat pemujaan bagi setiap remaja dunia.

Warisan terbesar Zeppelin adalah keandalan setiap personelnya dalam melakukan tugas sebagaimana mestinya, apakah sebagai vokalis atau gitaris. Menyelesaikan kerja dengan sempurna, itulah yang mahapenting untuk menjadi musisi rock'n'roll yang layak disebut abadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar